Skip to main content
NURSING DIAGNOSE (DIAGNOSA KEPERAWATAN)
NURSING DIAGNOSE
Pada tahun 1953, istilah diagnosa keperawatan diperkenalkan oleh
V. Fry dengan menguraikan langkah yang diperlukan dalam mengembangkan
rencana asuhan keperawatan.
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) (1990,
dalam Carpenito, 1997) diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis
mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari
masalah-masalah kesehatan/ proses kehidupan yang aktual atau risiko.
Diagnosa keperawatan memberikan dasar-dasar pemilihan intervensi untuk
mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. Adapun persyaratan
dari diagnosa keperawatan adalah perumusan harus jelas dan singkat dari
respons klien terhadap situasi atau keadaan yang dihadapi, spesifik dan
akurat, memberikan arahan pada asuhan keperawatan, dapat dilaksanakan
oleh perawat dan mencerminkan keadaan kesehatan klien.
1. Tipe Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan adalah struktur dan proses. Struktur
diagnosa keperawatan komponennya tergantung pada tipenya, antara
lain:
a. Diagnosa keperawatan aktual (Actual Nursing Diagnoses).
Diagnosa keperawatan aktual menyajikan keadaan yang secara klinis telah
divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat
diidentifikasi. Tipe dari diagnosa keperawatan ini mempunyai empat
komponen yaitu label, definisi, batasan karakteristik, dan
faktor-faktor yang berhubungan (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito,
1997).
b. Diagnosa keperawatan risiko dan risiko tinggi (Risk and High-Risk Nursing Diagnoses),
adalah keputusan klinis bahwa individu, keluarga dan masyarakat sangat
rentan untuk mengalami masalah bila tidak diantisipasi oleh tenaga
keperawatan, dibanding yang lain pada situasi yang sama atau hampir
sama (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
c. Diagnosa keperawatan kemungkinan (Possible Nursing Diagnoses),
adalah pernyataan tentang masalah-masalah yang diduga masih memerlukan
data tambahan. Namun banyak perawat-perawat telah diperkenalkan untuk
menghindari sesuatu yang bersifat sementara dan NANDA tidak
mengeluarkan diagnosa keperawatan untuk jenis ini (Craven &
Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
d. Diagnosa keperawatan sejahtera (Wellness Nursing Diagnoses),
adalah ketentuan klinis mengenai individu, keluarga dan masyarakat
dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ketingkat kesehatan yang
lebih baik. Pernyataan diagnostik untuk diagnosa keperawatan sejahtera
merupakan bagian dari pernyataan yang berisikan hanya sebuah label.
Label ini dimulai dengan “Potensial terhadap peningkatan…….”, diikuti
tingkat sejahtera yang lebih tinggi yang dikehendaki oleh individu atau
keluarga, misal “Potensial terhadap peningkatan proses keluarga”
(Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
e. Diagnosa keperawatan sindroma (Syndrome Nursing Diagnoses),
terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau risiko tinggi
yang diduga akan tampak karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
NANDA telah menyetujui dua diagnosa keperawatan sindrom yaitu “Sindrom
trauma perkosaan” dan “Risiko terhadap sindrom disuse” (Carpenito,
1997).
2. Komponen Rumusan Diagnosa Keperawatan.
Secara umum diagnosa keperawatan yang lazim dipergunakan oleh perawat di
Indonesia adalah diagnosa keperawatan aktual dan diagnosa keperawatan
risiko atau risiko tinggi yang dalam perumusannya menggunakan tiga
komponen utama dengan merujuk pada hasil analisa data, meliputi: problem
(masalah), etiologi (penyebab), dan sign/symptom (tanda/ gejala).
Problem (masalah), adalah gambaran keadaan klien
dimana tindakan keperawatan dapat diberikan karena adanya kesenjangan
atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.
Etiologi (penyebab), adalah keadaan yang menunjukkan penyebab terjadinya problem (masalah).
Sign/symptom (tanda/ gejala), adalah ciri, tanda atau gejala relevan yang muncul sebagai akibat adanya masalah.
Dalam perumusannya sebuah diagnosa keperawatan dapat menggunakan 3
komponen atau 2 komponen yang sangat tergantung kepada tipe dari
diagnosa keperawatan itu sendiri. Secara singkat rumusan diagnosa
keperawatan dapat disajikan dalam rumus sebagai berikut:
Diagnosa keperawatan aktual:
Contoh: Nyeri kepala akut (Problem) berhubungan dengan peningkatan
tekanan dan iritasi vaskuler serebral (Etiologi) ditandai oleh, mengeluh
nyeri kepala, sulit beristirahat, skala nyeri: 8, wajah tampak menahan
nyeri, klien gelisah, keadaan umum lemah, adanya luka robek akibat
trauma pada kepala bagian atas, nadi: 90 X/ m (Sign/Simptom).
Diagnosa keperawatan risiko/ risiko tinggi:
Contoh: Risiko infeksi (Problem) berhubungan dengan adanya luka trauma jaringan (Etiologi)
Pada diagnosa risiko, tanda/gejala sering tidak dijumpai hal ini
disebabkan kerena masalah belum terjadi, tetapi mempunyai risiko untuk
terjadi apabila tidak mendapatkan intervensi atau pencegahan dini yang
dilakukan oleh perawat.
3. Persyaratan Diagnosa Keperawatan.
Persyaratan diagnosa keperawatan, meliputi:
1) Perumusan harus jelas dan singkat berdasarkan respon klien terhadap Situasi atau keadaan kesehatan yang sedang dihadapi.
2) Spesifik dan akurat.
3) Merupakan pernyataan dari: P(Problem)+ E (Etiologi)+S (Sign/Simptom) atau P (Problem) + E (Etiologi).
4) Memberikan arahan pada rencana asuhan keperawatan.
5) Dapat dilaksanakan intervensi keperawatan oleh perawat.
RUMUS DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Diagnosa Actual :P + E + S (PES)
Diagnosa Potensial: P + E ( PE )
4.Prioritas Diagnosa Keperawatan.
Menyusun prioritas sebuah diagnosa keperawatan hendaknya diurutkan
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan utama klien, dengan kategori:
1). Berdasarkan tingkat Kegawatan
a.Keadaan yang mengancam kehidupan.
b.Keadaan yang tidak gawat dan tidak mengancam kehidupan.
c.Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
2).Berdasarkan Kebutuhan maslow,
yaitu Kebutuhan
fisiologis,kebutuhan keamanan dan keselamatan,kebutuhan mencintai dan
dicintai,kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.
3). Berdasarkan sarana/sumber yang tersedia,
5. Perbedaan Diagnosa Keperawatan Dengan Diagnosa Medis.
Beberapa perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa medis dibawah ini:
Diagnosa keperawatan :
Berfokus pada respons atau reaksi klien terhadap penyakitnya.
Berorientasi pada kebutuhan individu, bio-psiko-sosio-spiritual.
Berubah sesuai dengan perubahan respons klien.
Mengarah kepada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi.
Diagnosa Medis :
Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit.
Berorientasi kepada keadaan patologis
Cenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh.
Mengarah kepada tindakan medik yang sebahagian besar dikolaborasikan kepada perawat.
Comments
Post a Comment