SAP APENDIKSITIS
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok bahasan :
APENDIKSITIS
Sub pokok bahasan :
Penyakit infeksi saluran pencernaan
Sasaran :
Pasien
Waktu :
35 menit
Tanggal :
Tempat :
Rumah Sakit
A.
Tujuan instruksional umum
Setelah mengikuti dan menyimak penyuluhan selama 35
menit, diharapkan para peserta mempu memahami
tentang penyakit Apendiksitis
B.
Tujuan instruksional khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapakan oara peserta :
1.
menjelasakan tentang Apendiksitis
2.
menjelaskan tentang penyebab
Apendiksitis
3.
menyebutkan tanda dan gejala
Apendiksitis
4.
menyebutkan pengobatan pada
apendiksitis
C.
Materi Penyuluhan
1.
Pengertian Apendiksitis
2.
Penyebab Apendiksitis
3.
Tanda dan gejala Apendiksitis
4.
pengobatan Apendiksitis
D.
Metode Penyuluhan
1.
Ceramah
2.
Tanya jawab
E.
Media Penyuluhan
1.
spidol
2.
karton
F.
Jadwal kegiatan
No
|
Waktu
|
Tahapan
|
Kegiatan penyuluhan
|
Kegiatan sasaran
|
1.
|
5 menit
|
Pembukaan
|
·
memberi salam
·
memperkenalkan diri
·
menjelaskan tujuan
|
·
menjawab salam
·
meyimak
·
mendengarkan
|
2.
|
20 menit
|
Inti
|
Menjelaskan
·
pengertian Apendiksitis
·
penyebab Apendiksitis
·
tanda dan gejala Apendiksitis
·
pengobatan
|
Mendengarkan dan dan menjelasakan
|
3.
|
10 menit
|
Penutup
|
·
Tanya jawab
·
Menyimpulkan
·
Memberi salam
|
·
Bertanya dan menjawab
·
Menyimpulkan
·
Menjawab salam
|
G.
Evaluasi
Cara : Lisan
Jenis : Pertanyaan
terbuka
Waktu :Setelah
dilakukan penyuluhan
Soal : 1.
Jelaskan pengertian Apendiksitis
2. Jelaskan
penyebab Apendiksitis
3. Jelaskan tanda
dan gejala
4. Pengobatan
Materi
APENDIKSITIS
A.
Pengertian
Apendiksitis
merupakan inflamasi apendikS, suatu bagian seperti kantung yang non fungsional
dan terletak di bagian inferior sekum. Apendiksitis adalah suatu keadaan yang
sering terrjadi yang membutuhkan operasi kegawatan perut pada anak.
B.
Etiologi ( Penyebab )
Penyebab paling umum dari
Apendiksitis adalah Obstruksi lumen oleh Feces, yang akhirnya merusak suplai
darah dan merobek mukosa yang menyebabkan inflamasi ( Wilson dan Goldman, 1989
)
C.
Patologi
Perubahan Patologi pada apendiksitis
menjelek melalui 3 fase. Pada mulanya, dengan obstruksi lumen, kongesti vena
menjelek menjadi iskemia mukosa, nekrosis, dan laserasi. Invasi bakteri dengan
infiltrate radang menembus semua lapisan dinding apendik menandai fase kedua.
Organisme dapat dibiakan dari permukaan serosa sebelum perforasi secara
mikroskopis. Akhirnya, Nekrosis dinding menyebabkan perforasi dan kontaminasi
peritoneum.Perporasi ini biasanya terjadi pada ujung apendiks, distal dari
obstruksi fekolit.
D.
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinis tergantung
pada fase patologis apendiksitis pada pemeriksaan. Tipe gejala klasik terdiri
dari nyeri, muntah, dan panas. Pada masa awal Obstruksi apendiks,
nyerinya adalah periumbilikalis. Emesis biasanya menyertai mulainya nyeri dan
jarang terjadi. Tidak ada nafsu makan lebih lajim. Demam tidak terlalu tinggi
jika belum terjadi perforasi dengan peritonitis. Urutan gejala nyeri mendahului
emesis dan demam, hal ini penting dalam membedakan apendiksitis dari enteritis
infeksiosa, yang biasnya mulai dengan muntah yang di sertai dengan kejang perut
dan hiperperistaltik.Diare, jika terjadi jarang dan terdiri dari sedikit tinja
berlendir yang disebabkan oleh iritasi kolon sigmoid. Hal yang sama iritasi kandung kemih biasa
menimbulkan gejala kencing seperti sering dan terburu-buru
E.
Temuan Laboratorium
Evaluasi laboratorium anak dengan
kecurigaan Apendiksitis biasnya terdiri dari hitung darah lengkap dan anlisis
urine walaupun banyak anak dengan apendiksitis menderita leukositosis atau ada
pergeseran pada hitung jenis, tetapi banyak yang tidak.Peranan utama
pemeriksaan laboratorium adalah untuk menyingkirkan diagnosis lain seperti
Infeksi saluran kemih, syndrome hemolitik uremik. Dekatnya apendiks pada ureter
biasa menimbulkan sel-sel radang dalam urine. Lebih dari 30 leukosit perlapang
pandangan kuat dan 20 eritrosit telah di
laporkan pada apendiksitis Suporatif. Adanya bakteri atau piuria yang lebih
besar dari 30 leukosit perlapang pandangan kuat memberi kesan benar-benar
adanya infeksi saluran kemih. Serupa halnya, adanya proteinuria yang bermakna
atau pembentukan silinder tidak menunjukan apendiksitis. Tinjauan hitung darah
lengkap di arahkan pada identifikasi anemia microangiopati, Trombositosis, atau
Trombositopenia semua memberi kesan diagnosis lain dari pada pandeksitis .
F.
Komplikasi
Komplikasi
terjadi pada 25 – 30 % anak dengan apendiksitis, terutama komplikasi yang
dengan perporasi. Cara yang paling efektif mengurangi komplikasi apendiksitis
adalah mengurangi insiden perporasi. Mortalitas apendiksitis rendah ( 0,5 – 1 %
) tetapi terjadi.Komplikasinya terutama adalah Infeksi. Infeksi luka
mempersulit penyembuhan pada 0 – 2 % anak dengan apendiksistis non perporasi
dan pada 10 – 15 % dari mereka yang dengan perporasi.
G.
Pengobatan
Anak dengan apendiksitis non perporatif
membutuhkan persiapan pra bedah minimal dengan cairan intra vena dan antibiotik. Walaupun pemakaian
antibiotik tidak menimbulkan komplikasi tetapi masih kontropersial. Anti biotic
ini menurunkan kejadian unfeksi luka pasca bedah. Apendiktomi harus dilakukan
dalam beberapa jam setelah diagnosis ditegakan dan biasanya di kerjakan melalui
insisi kuadran kan
Comments
Post a Comment